Dato’ Sri Tahir : Pendidikan dan Berfikir Visioner Kunci Indonesia Maju

November 8, 2018, oleh: nimda-s3


Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar dan kaya akan sumber daya alam. Luas negara ini terbentang dari timur ke barat di tengah garis khatulistiwa, sehingga mendapat julukan Zamrud Khatulistiwa. Tetapi, semua kekayaan itu seakan – akan hilang percuma jika melihat kondisi bangsa ini yang semakin tertingal dengan negara lainnya. Pendidikan adalah sektor vital yang harus dibenahi oleh bangsa ini supaya bisa bersaing dan maju. Bersamaan dengan membangun pendidikan, orang – orang Indonesia juga harus berfikir visioner.
Hal itu disampaikan oleh Dato’ Sri Prof. Dr. Tahir, MBA, dalam kuliah umum yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), pada Rabu (7/11). Kuliah umum yang bertemakan “Kemiskinan, Filantropi, dan Pemberdayaan Masyarakat” ini digelar di Ruang Sidang Rektor Gd. A.R Fachruddin A dengan diikuti oleh pimpinan universitas, dosen serta mahasiswa Pascasarjana UMY. “Pendidikan adalah cara untuk mengubah nasib suatu bangsa. Jika Indonesia mau maju, maka harus ada perubahan pada pendidikan Indonesia,” ujarnya.
Tahir pun menuturkan bahwa ada beberapa cara agar perguruan tinggi sebagai lembaga yang menghasilkan akademisi menjadi lebih baik. “Perguruan tinggi harus bisa membuat suatu kurikulum yang berguna untuk 20 sampai 40 tahun mendatang. Kemudian perguruan tinggi harus bisa membuka kerjasama dengan berbagai industri untuk menerapkan ilmu yang sudah dipelajari oleh mahasiswa. Penelitian itu suatu keharusan yang dilakukan oleh perguruan tinggi, walaupun penelitian menghabiskan dana banyak dan memakan waktu lama, tapi saya yakin suatu saat penelitian itu pasti berguna kedepannya, jangan hanya mau hasil yang bagus tanpa ada usaha yang panjang,” tutur Tahir.
Pendiri Tahir Foundation ini juga sangat menyayangkan apabila banyak perguruan tinggi hanya menghasilkan banyak sarjana tanpa mengedepankan kajian ilmu pengetahuan. “Jangan sampai perguruan tinggi meluluskan mahasiswanya tiap tahun tanpa ada hasil selama dia menjalani proses pendidikan yang maksimal,” imbuhnya.
Pada akhir kuliah umumya, Tahir menyampaikan bahwasannya ada 4 tipe manusia yang di dunia ini, dan salah satunya merupakan yang mampu mengubah dunia. Pertama adalah orang bergerak dengan seadanya, kedua merupakan orang yang bertanggung jawab, ketiga ialah orang yang memiliki komitmen, dan terakhir adalah orang yang mampu berfikir visioner. Tahir meyakini bahwa dunia ini mampu berubah menjadi lebih baik apabila banyak orang yang berfikir jauh kedepan. “Pendidikan saja tidak cukup untuk mengubah dunia, dibutuhkan bantuan dari orang – orang visioner di dalamnya,” tandas Tahir.
Terakhir, Tahir berpesan kepada seluruh peserta kuliah umum bahwa filantropi bukan suatu bentuk rasa iba terhadap orang lain, melainkan suatu komitmen yang harus dilakukan oleh setiap orang. Kemudian ia pun mengatakan bahwa manusia harus keluar dari kotak yang mengekang dirinya untuk memulai sesuatu yang baru. “Kekayaan yang besar akan mendatangkan kewajiban yang besar pula,” pungkasnya.(ak/BHP)