Membuka Khazanah Pemikiran Islam Sebagai Pintu Peradaban

February 7, 2020, oleh: nimda-s3

Watak ilmu akan terus berkembang seiring dengan perubahan zaman. Ilmu akan selalu menemukan perannya dalam kehidupan umat manusia. Sebagaimana keimanan dalam diri seorang muslim, keberadannya harus selalu istiqamah namun kualitas keimanan harus terus berkembang dan bertambah.

Hal di atas disampaikan oleh Prof. Dr. Muhammad Azhar, M.Ag. pada Kuliah Umum pembuka acara Sekolah Pemikiran Islam yang diselenggarakan oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada 6–9 Februari 2020, di SMA Muhammadiyah Kasihan, Bantul.

Dosen Program Studi Doktor Psikologi Pendidikan Islam UMY tersebut menjelaskan bahwa di dunia modern terjadi pemisahan agama dengan ilmu yang disebut dengan sekulerisme secara masif. Prof. Azhar mengajak untuk optimis, saatnya umat Islam bangkit pada bidang keilmuan. “Kenyataan yang terjadi di Barat, tradis membaca (iqra’) semakin berkembang, tetapi aspek keimanan semakin menurun dan mengering. Sains Barat berpegang pada nilai positivisme. Kemajuan ini terkadang mengabaikan aspek metafisika dan budaya. Kemodernan sangat mengabaikan spritualitas,” ujarnya. 

Bagaimana dengan posisi umat Islam sekarang? Masalah yang dihadapi oleh umat Islam sangatlah kompleks. Menurut Azhar yang merupakan Guru Besar bidang studi Islam UMY, umat Islam masih terbelakang dalam hal keilmuan. Orang Islam masih senang beradu sentimen dari pada beradu argument. Mayoritas umat Islam mengalami kemiskinan. Masih kuatnya politik identitas di antara umat Islam. Terjajah dalam segala aspek kehidupan. Serta masih kentalnya budaya taklid di masyarakat. “Maka untuk menghadapi masalah tersebut, integrasi hadorotu nash, falsafah, dan keilmuan harus terus berkembang pada diri umat Islam,” pungkasnya.

 
Source: