Teliti Pendidikan Kesehatan Bagi Psikosomatik, Retno Anggraini Raih Gelar Doktor

December 28, 2019, oleh: nimda-s3

 
Psikosomatik merupakan penyakit atau keluhan fisik yang disebabkan oleh pengaruh faktor mental pada diri seseorang. Dalam proses penyembuhannya dibutuhkan pendekatan yang tauhidi dan humanis. Berdasarkan hipotesis tersebut, Retno Anggraini mengajukan penelitian disertasi berjudul “Pendidikan Kesehatan Dalam Praktik Terapi Nabawi Bagi Psikosomatik” yang berhasil mengantarkannya pada tahap sidang promosi doktor untuk meraih gelar Doktor di bidang Psikologi Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jum’at (27/12) bertempat di Ruang Amphy Teater Lantai 4 Gedung Pascasarjana UMY.
Retno menjelaskan salah satu cara mengobati psikosomatik adalah dengan psikoterapi Insani sebagai bentuk psikoterapi  di dalam Psikologi Islam. Tujuan utama psikoterapi ini adalah mengembalikan kondisi individu sebagaimana fitrahnya, yaitu insan yang diciptakan Allah SWT untuk menjadi abdillah dan khalifah. “Psikoterapi Insani adalah sinergi beberapa teknik dari Thibun Nabawi yaitu Pendidikan (tarbiyah, dakwah) kesehatan dalam konseling dan penyuluhan, Terapi Qur’an, Ruqyah, Dzikir, Shalat, Hijamah, dan Herbal, serta yang lainnya sesuai penemuan sains yang terpilih,” Jelas Retno.
Psikoterapi Insani secara ideal memiliki tugas untuk: mendidik, mengembangkan, membangun karakter, menjaga kesehatan nafs-jasadiyah (psiko-soma), pengembangan keimanan  dan penyelamatan ruhani  untuk mencapai sehat wal’afiat dan pencapaian kebahagiaan hakiki. “Inti ilmu terapi ini adalah keterpaduan kesehatan aspek spiritual-religius, psiko-fisik, dan moral-sosial (Integral-Transendental-Komprehensif). Paradigma Tauhid yang melandasinya menjadi ciri khas utama yang membedakannya dengan psikoterapi konvensional dan psikoterapi holistik-transpersonal,” tambah Retno
Bentuk Psikoterapi insani yang sudah dikenal masyarakat adalah Thibbun Nabawi. Ilm al –Thibb Al- Nabawi dirumuskan sebagai ilmu warisan Nabi Saw yang mempelajari tentang berbagai keadaan manusia dari segi sehat dan sakitnya, menyangkut pengajaran dan dakwah (bimbingan penyuluhan) tentang kesehatan dan agama serta menghilangkan berbagai gangguan dan cara-cara mengembalikan kondisi kesehatan ke keadaan semula.
”Kemampuan Terapi Nabawi telah dijelaskan selama 1,5 milenium oleh fakta sejarah dan riset ilmiah. Niscaya dapat bersinergi dengan sistem pengobatan medis untuk mengobati psikosomatik. Prinsip kerjanya adalah pencegahan (prevention), pengosongan (cleansing), dan pengimbangan (balancing). Tujuannya adalah pencapaian sehat wal’afiat serta husnul khatimah. Di dalam Psikoterapi Insani, terapi nabawiah tersebut diterapkan dengan prinsip-prinsip Psikologi Islam yang memuat psikologi pendidikan kesehatan dan konseling. Pelaksananya dapat seorang psikolog, dokter, tabib, ustadz, maupun paramedik, yang terlatih-terstandar dan siap terbuka untuk bersinergi dengan profesi lain sesuai kebutuhan,” pungkas Retno.
Retno Anggraini dinyatakan lulus dan dinobatkan sebagai Doktor ke-85 yang diluluskan oleh Program Psikologi Pendidikan Islam UMY, serta menjadi Doktor ke-112 yang dihasilkan Program Pascasarjana UMY dengan nilai IPK 3.57 predikat Sangat Memuaskan. Dalam prosesi sidang terbuka promosi doktor ini di hadiri oleh Prof. Dr. Muhammad Chirzin, M.Ag. selaku promotor, Dr. Muhammad Anis, M.A. selaku Co-promotor dan tim penguji diantaranya Prof. Dr. Siswanto Masruri,M.A., Dr. Abd. Madjid, M.Ag., Dr. Khoiruddin Bashori, M.Si.. dan Dr. dr. Sagiran, M.Kes. (Evan)