Ulas Faktor Determinan Kepribadian Siswa di SMP Islam se-Kota Medan, Antarkan Siti Aisyah Raih Gelar Doktor.

April 10, 2021, oleh: superadmin

Program Doktor Psikologi Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menyelenggarakan Sidang Promosi Doktor atas nama Siti Aisyah pada Sabtu (10/04). Pada momen ini ketiga kalinya PPI UMY berhasil dengan sukses menyelenggarakan acara dengan metode hybrid atau penggabungan antara daring dan luring dalam waktu yang bersamaan. Pelaksanaan metode luring bertempat di Ruang Amphitheatre Lantai 4, Gedung Pascasarjana, Kampus terpadu UMY dengan segenap protokol yang diterapkan, sedang pelaksanaan daring menggunakan aplikasi Zoom Meeting.

Disertasi Aisyah berjudul “Faktor-Faktor Determinan Kepribadian Siswa SMP Islam Kota Medan”. Dalam disertasinya Aisyah mengangkat satu rumusan besar masalah tentang “Faktor-Faktor Determinan yang Memperngaruhi Kepribadian Siswa di SMP Islam Kota Medan?”. Melakukan penelitian pada sebanyak 17 SMP Islam yang ada di kota Medan dan dengan segenap hasil penemuannya. Promovenda berhasil mendapat nilai ujian promosi doktor yang sempurna.

Melalui penelitiannya, promovenda menjelaskan soal faktor determinan sebagai pembentuk kepribadian. Determinan dalam bahasa dapat diartikan sebagai faktor yang menentukan. Demikian selanjutnya tergambar dengan jelas akan bahasan inti dalam disertasi ini yaitu faktor-faktor yang paling menentukan kepribadian siswa. Sedang kepribadian secara sederhana dapat dimaknai sebagai sifat, sikap, juga gambaran diri dari seseorang.

Menangkat objek penelitian di SMP Islam dapat dilihat kemudian akan kausalitas sekolah dan guru, yang keduanya dapat memeberikan pengaruh signifikan untuk pembentukan kepribadian anak. Menekankan kembali bahwa kemampuan guru, wibawa, serta kearifan juga dapat memberikan pengaruh pada siswa-siswanya.

Tugas akhir dalam perkuliahan bidang doktoral adalah disertasi, dimana didalamnya menuntut adanya suatu novelty atau kebahruaan dalam keilmuan. Berikut adalah hasil temuan-temuan yang berhasil dikumpulkan, pertama diawali dari pola asuh otoriter orang tua yang berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian neuroticsm dan kepribadian openness. Walau terdapat kata “otoriter” ternyata menghasilkan temuan yang sebaliknya. Sikap otoriter yang diterapkan orang tua justru menghasilkan kepribadian anak yang tenang, tidak mudah tertekan, dan puas terhadap diri sendiri. Bahasan ini sangat jauh dari kepribadian neuroticsm yang menceriminkan gambaran sosok manusia  cemas, emosional, dan mudah tertekan. Perilaku demikian justru memberikan pengaruh postif terhadap pembentukan kepribadian openness, kepribadian dengan mencerminkan sikap-sikap imajinatif, suka bergaul, mudah belajar, ingin tahu banyak hal. Demikian terwujud karena tingginya harapan dan displin orang tua yang tinggi sehingga anak senantiasa berusaha untuk memacu diri lebih baik agar bisa menmbanggakan kedua orang tuanya.

Kedua adalah pola asuh demokratis. Dimana ditunjukan bahwa orang tua yang cara mendidiknya seperti siap berbagi dan membantu anaknya, memotivasi anaknya, menjadi teman diskusi dalam menghadapi masalah, hingga memberikan pilihan pada anak untuk mencari solusi ketika ada masalah akan memberikan peranan yang siginifikan. Karena dengan segenap perilaku tersebut anak akan terbuka terhadap hal baru, kreatif, rela untuk belajar, juga berani menghadapi perubahan.

Bahasan ketiga, ini soal pola asuh permisif terhadap pembentukan kepribadian siswa. Permisif dapat diartikan sebagai terbuka. Arti dan konteks dalam penelitian ini adalah anak tidak diberi batasan dan diizinkan membuat sesuatu sesuai kehendak diri sendiri. Pola asuh ini yang kemudian menjadikan anak abai pada prestasi dan kurang dalam menemukan hal-hal baru. Kondisi ini sangat memungkinkan terjadi apabila orang tua melakulan pola asuh permisif. Orang tua tidak ada usaha atau dorongan kepada anak dan demikian kepribadian yang akan terbentuk pada anak tersebut.

Selanjutnya temuan keempat yang menjelaskan pengaruh kompetensi kepribadian guru. Guru adalah salah satu faktor utama pembentuk anak di sekolah, maka dari itu guru juga aspek penting keberhasilan siswa. Guru harus mampu mengajar dengan cara-cara yang menyenangkan, terbuka, dan memiliki kemmapuan komunikasi yang baik. Karena akhirnya guru dapat mengembangkan sifat tegas dan terbuka pada siswa. Sifat ini dalam isitilah psikologi menjurus pada kepribadian extraversion.

Bagian kelima soal konformitas teman sebaya. Konformitas dapat diartikan dengan kecocokan atau kesesuaian. Dimana masa remaja adalah masa menjalin hubungan sosial dan remaja menghabiskan sebagai waktunya disekolah. Bertolak dari sini mereka menjadikan teman sebaya sebagai kelompok sosial, kelompok yang biasanya memiliki kesamaan komitmen ataupun hal-hal yang disukai. Kelompok-kelompok ini dapat menjadi panggung bagi remaja, panggung untuk siswa remaja menguji dirinya sendiri juga panggung untuk siswa lain dalam memberikan penilaian.

Temuan keenam soal budaya sekolah, bahwa benar kepribadian dapat dibentuk oleh lingkungan. Namun ini tidak menyatakan bahwa dengan mengandalkan lingkungan sekolah yang postif akan membentuk kepribadian yang ideal. Hal ini karena faktor lingkungan juga dapat berbenturan dengan kepribadian conscientiousness dan agreeablenees.

Terakhir, pola asuh demokratis memberikan sumbangan terbesar terhadap pembentukan kepribadian siswa yaitu kepribadiaan openness sebesar 76, 61%, keperibadian conscientiousness sebesar 72, 34 %, kepribadian extraversion sebesar 67,86 %, keperibadiaan agreeableness sebesar 67, 64%, dan kepribadian neuroticism sebesar 63,27%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa temuan-temuan promovenda sangat berpengaruh terhadap pembetukan kepribadian siswa di sekolah.

Sidang Promosi Doktor hari ini berlangsung dengan baik, tertib, dan lancar. Akhirnya promovenda Siti Aisyah berhasil lulus dengan predikat “sangat memuaskan”. Adapun susunan Dewan Penguji yang bertugas yakni Erna Rochmawati, Ph.D. sebagai Ketua Sidang, Dr. Aris Fauzan, M.A. sebagai Sekretaris Sidang, Prof. Dr. Sutrisno sebagai Promotor, Dr. Abd. Madjid, M.Ag. sebagai Co-Promotor, serta Prof. Dr. Siswanto Masruri, M.A., Prof. Dr. Usman Abubakar, M.A., Dr. Khoiruddin Bashori, M.Si. dan Dr. Mahli Zainuddin, M.Si. sebagai Tim Penguji Utama. Bersamaan dengan selesainya sidang ini Promovenda Siti Aisyah resmi menjadi Doktor pada bidang Psikologi Pendidikan Islam, sekaligus menjadi doktor ke-104 yang diluluskan PPI UMY. (swtzl)