Pengaruh Religiusitas dan Dukungan Sosial terhadap Subjective Well-Being melalui mediator Optimisme pada Muslim Penyintas Covid-19 oleh Cut Metia

May 26, 2023, oleh: superadmin

Virus Covid-19 menjadi pembicaraan hangat di seluruh dunia, biarpun masa ini sudah tidak termasuk masa Covid-19, penelitian Promovenda Cut Metia yang berjudul “Pengaruh Religiusitas dan Dukungan Sosial terhadap Subjective Well-Being melalui mediator Optimisme pada Muslim Penyintas Covid-19” diharapkan mampu menjawab pertanyaan masyarakat banyak biarpun sudah tidak adanya virus Covid-19. Subjective Wll-Being itu sendiri dapat kita kenal sebagai rasa kebahagiaan, menariknya Promovenda Cut Metia mengusung tema Religiusitas dan Dukungan Sosial dalam mempengaruhi kebahagiaan seseorang melalui rasa Optimisme sebagai mediator ketiga variabel tersebut.

“Lalu bagaimana seharusnya urutan variabel yang Promovenda sebbutkan barusan dalam mempengaruhi Subjective Well-Being, berdasarkan apa yang Promovenda paparkan Subjective well Being ini terlalu dipengaruhi variabel rasa optimisme yang hanya merupakan mediator” pertanyaan bagus yang diberikan oleh Prof. Heru Kurnianto. “Sesuai dengan apa yang sudah saya tulis prof, bahwasanya Subjective Well Being yang ada pada penyintas Covid-19 dipengaruhi oleh religiusitas dan dukungan sosial, sedangkan rasa optimisme hanyalah mediator ataupun variabel yang mempengaruhi secara tidak langsung.” jawab Promovenda Cut Metia dengan penuh rasa percaya diri.

“Sa’adah atau Falah dalam bahasa arab yang berarti kebahagiaan, sama halnya seperti disertasi promovenda yang mengusung tema kebahagiaan, bulan lau saya baru saja pulang dari Mesir, Mesir yang kita kenal dan ketahui bahwa tingkat religiusitas disana tidak perlu kita ragukan lagi, berdasarkan konsep religiusitas yang mempengaruhi kebahagiaan yang promovenda bawa dan berdasarkan pengalaman bulan lau saya di Mesir tidak adanya hubungan nampaknya karena disana ternyata orang Mesir masih banyak pula atau bahkan rata-rata belum menemukan kebahagiaan, lalu bagaimana promovenda menanggapinya?” tanya Khoiruddin Bashori selaku Co-Promotor. “Terima kasih atas pertanyaan pak, subjek penelitian yang saya bawa dari penelitian adalah penyintas covid-19 dan orang Indonesia, mungkin apa yang terjadi di Mesir bisa karena pengaruh budaya ataupun lingkungan karena variabel yang mempengaruhi SWB seharusnya tidak hanya variabel yang saya bawa dalama penelitian saya, mungkin seperti itu pak.” jawab Promovenda Cut Metia.

Akhirnya promovenda Cut Metia berhasil lulus dengan predikat sangat memuaskan. Adapun susunan Dewan Penguji yang bertugas yakni Ir. Sri Atmaja P. Rosyidi, M.Sc.Eng.,Ph.D., P.Eng., IPU. Ketua Sidang, Mohammad Syifa Amin Widigdo, Ph.D. sebagai Sekretaris Sidang. Kemudian Prof Dr. Heru Kurnianto Tjahjono, M.M.,  Dr. Khoiruddin Bashori, M.Si., Prof. Dr. Asmadi Alsa, S.U., Dr. Akif Khilmiyah, M.Ag., Dr. Azam Syukur Rahmatullah, M.Si., M.A., M.Psi., dan Dr. Muhammad Sophian, M.A., Ph.D., Psikolog. sebagai Tim Penguji Utama. Bersamaan dengan ini maka Cut Metia secara resmi sah menyandang predikat doktor bidang Psikologi Pendidikan Islam, sekaligus menjadi doktor ke-123 yang dihasilkan Program Doktor Psikologi Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. (fajar)