Subjective Well Being dalam Amaliah Manaqib di Pondok Pesantren Suryalaya oleh Aep Saepudin

May 31, 2023, oleh: superadmin

Allah menciptakan manusia dengan beragam kelebihan dan kekurangannya. Manusia memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah lainnya. Hal tersebut seseuai dengan keterangan Allah dalam Al-Qur’an pada Surat At-Tiin. di sisi lain manusia memiliki kelemahan dan kekurangan yang kemudian menjadi penyebab munculnya beragam permasalahan. hal tersebut dapat ditemukan dalam Al-Qur’an pada Surat An-Nisa’. Sejalan dengan Disertasi yang Promovendus Aep Saepudin bawa yang mengangkat judul Subjective Well Being dalam Amaliah Manaqib Pondok Pesantren Suryalaya” dari penelitian ini diharapkan pemahaman orang-orang memaknai kegiatan manaqib dapat menghilangkan permasalahan atau membawa kebahagiaan.

“Sebenarnya kegiatan Amaliah Manaqib mana yang menurut saudara promovendus paling memepengaruhi subjective well being seseorang atau dapat menstimulus rasa bahagia paling besar?” pertanyaan bagus yang diberikan oleh Prof. Siswanto Masruri. “Sesuai dengan apa yang sudah saya tulis prof, bahwasanya Subjective Well Being hadir lebih besar ketika para santri melakukan manaqib berupa dzikir dzahar atau dzikir denga melantunkan suaranya dengan jelas, hal tersebut pun saya rasakan sendiri prof, adanya rasa bahagia senang dalam melakukan hal tersebut.” jawab Promovendus Aep Saepudin dengan penuh rasa percaya diri.

“Sebenarnya definisi kegiatan manaqib itu apa dan bagimana hal tersebut bisa berhubungan dengan subjective well being?” tanya Dr. Mahli Zainuddin selaku Co-Promotor. “Terima kasih atas pertanyaan pak, kegiatan manaqib yang dilaksanakan di TQN Suryalaya adalah kegiatan bulanan yang diisi dengan rangkaian acara dengan ini manaqib yaitu pembacaan cerita silsilah nasab Syekh Abdul Qodir Al-Jailani, sejarah hidpnya, akhlaq karamah-karamahnya, sel;ain itu juga adanya penyampaian doa-doa bersajak yang bermuatan pujian dan tawasul melalui dirinya., kemucian jika dihubungkan dengan subjective well being peneliti telah melakukan penelitian adanya dampak atau faktor positif dari kegiatan manaqib yang mengakibatkan munculnya subjective well being sesorang, seperti merasa tenang dan sebagainya.” jawab Promovendus Aep Saepudin.

Akhirnya promovendus Aep Saepudin berhasil lulus dengan predikat sangat memuaskan. Adapun susunan Dewan Penguji yang bertugas yakni Dr. Zuly Qodir, M.Ag. Ketua Sidang, Mohammad Syifa Amin Widigdo, Ph.D. sebagai Sekretaris Sidang. Kemudian Prof. Dr. Siswanto Masruri, M.A., Dr. Mahli Zainuddin, M.Si., Prof. Sjafri Sairin, M.A., Ph.D., Dr. Khoiruddin Bashori, M.Si., Dr. Abd. Madjid, M.Ag., dan Prof. Dr. Muhammad Azhar, M.Ag. sebagai Tim Penguji Utama. Bersamaan dengan ini maka Aep Saepudin secara resmi sah menyandang predikat doktor bidang Psikologi Pendidikan Islam, sekaligus menjadi doktor ke-124 yang dihasilkan Program Doktor Psikologi Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. (fajar)