Ajukan Penelitian Psikologi Sabar Dalam Tafsir Al-Misbah, Muh. Tajab Raih Gelar Doktor

December 21, 2019, oleh: nimda-s3


Sabar menjadi kebutuhan dan nilai moral utama dalam menjalani kehidupan yang penuh tantangan dan cobaan. Atas dasar itu, Muh. Tajab mengajukan judul disertasi terkait kesabaran yakni ‘Psikologi Sabar dalam Tafsir Al-Misbah’ pada sidang promosi doktor yang mengantarkannya meraih gelar Doktor di bidang Psikologi Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Kamis (19/12).
Tajab menjelaskan tujuan penelitian yang dilakukannya adalah untuk mengetahui beberapa hal. Seperti konsep sabar dalam Tafsir Al-Misbah, hubungan sabar dengan kepribadian dalam Tafsir Al-Misbah, hubungan sabar dengan kesejahteraan psikologis dalam Tafsir Al-Misbah, dan Relevansi konsep sabar dalam Tafsir Al-Misbah dengan pendidikan Islam. “Penelitian ini menggunakan pendekatan studi teks dengan metode tafsir maudu’i serta analisis data dengan analisa deskriptif ayat-ayat sabar dalam Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab jilid 1-15 sekaligus beberapa buku M. Quraish Shihab untuk menemukan konsep sabar dalam perspektif psikologi pendidikan Islam dan diperkaya dengan beberapa literature lainnya terkait sabar,” jelas Tajab dalam sidang promosi doktor yang dilaksanakan di Ruang Amphiteater Gedung Pascasarjana Lantai 4 Kampus Terpadu UMY.
Pada disertasinya itu, Tajab menemukan bahwa kesabaran menuntut ketabahan menghadapi sesuatu yang sulit, berat, pahit, yang harus diterima dan dihadapi dengan penuh tanggung jawab. “Sabar adalah menahan diri atau membatasi jiwa dari keinginannya demi mencapai sesuatu yang baik atau lebih baik. Nilai-nilai psikologis sabar dalam Tafsir Al-Misbah memiliki relevansi dalam perkembangan kepribadian utama, diantaranya kepribadian muhsinin, kepribadian mukhbitin, kepribadian Muttaqin, kepribadian Ibad al-Rahman, dan kepribadian Ribbiyyun,” imbuhnya.
Sementara itu, sabar dalam Tafsir Al-Misbah memiliki kesesuaian dengan kesejahteraan psikologis dalam psikologi positif, terutama terkait makna tentang kehidupan dan penguasaan diri. Kemudian relevansi sabar dengan pendidikan Islam terletak pada penanaman sifat-sifat optimis, budaya disiplin, habituasi dan pengendalian emosi.
“Sabar merupakan manifestasi dari nama-nama Allah yang indah sekaligus respon etis manusia pada sifat-sifat Allah yang melahirkan konsep etika Ilahiyah. Di sisi lain, manusia ingin menerapkan sifat itu dalam kehidupan sehari-hari, karena dengan menumbuhkan sifat-sifat Allah, manusia memiliki akhlak ketuhanan seperti sifat sabar sehingga akhirnya terbentuk etika sosial. Allah juga mengisahkan para Nabi dan Rasul, yang bergelar ulul Azmi sebagai role model sikap sabar bagi umat manusia,” pungkas Tajab menyimpulkan.
Dengan kelulusannya, Muh. Tajab dinobatkan sebagai Doktor ke-83 yang diluluskan oleh Program Psikologi Pendidikan Islam UMY, serta menjadi Doktor ke-107 yang dihasilkan Program Pascasarjana UMY. (Hbb)