Sri Haryanto Resmi Raih Gelar Doktor, Setelah Berhasil Promosikan Konsep Manusia Spiritual dan Pendidikan Karakter

May 5, 2021, oleh: superadmin

Program Doktor Psikologi Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta kembali menyelenggarakan Sidang Promosi Doktor atas nama Sri Haryanto pada Rabu (05/05). Pada momen ini penyelenggaran agenda kembali menggunakan metode hybrid atau penggabungan antara pelaksanaan daring dan luring. Pelaksanaan luring dilaksanakan di Ruang Amphitheatre Lantai 4, Gedung Pascasarjana, Kampus Terpadu UMY dengan segenap protokol kesehatan yang diterapkan, sedang pelaksanaan daring melalui aplikasi Zoom Meeting.

Disertasi Sri Haryanto berjudul “Manusia Spiritual dan Pendidikan Karakter: Tinjauan Psikologi Islam dan Psikologi Transpersonal”. Dalam disertasinya promovendus meneliti soal integrasi konsep manusia dan konsep manusia spiritual melalui tinjauan psikologi Islam dan psikologi Transpersonal, serta sejauh mana relevansinya dengan pendidikan karakter. Menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif yaitu penelitian pengembangan konsep dan penghimpunan data, yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadits serta didukung dengan teks-teks penunjang lainnya. Melalui sederet proses penulisan dan pemikiran yang matang membuat disertasi ini berhasil memperoleh nilai yang hampir mendekati sempurna.

Penelitian Sri Haryanto berawal dari perhatian kritis terhadap konsepsi manusia dalam psikologi Barat modern, dimana Barat membangun asumsi-asumsi yang keliru seperti manusia layaknya hewan yang bertindak atas dorongan-dorongan seksual agresif dari bawah sadarnya, hingga manusia tak lebih dari hewan yang perilakunya ditentukan oleh lingkungannya. Konsepsi ini berbeda jauh dengan konsep manusia dalam psikologi Islam yang merumuskan manusia berdasar banyak aspek, mulai dari aspek jasmaniyah hingga spiritual. Perkembangan kajian psikologi degan tumbuhnya psikologi transpersonal sebagai mazhab ke-4 psikologi Barat juga mempengaruhi penulis. Pasalnya dalam mazhab inilah dimensi-dimensi lain diluar kesadaran mulai diperhatikan seperti intuisi, pengalaman mistis, hingga pengalaman spiritual. Dari sini kemudian menjadi dasar penulis untuk melaukan penelitian, karena psikologi Islam dan psikologi Transpersonal sama-sama meletakan “spiritualitas” sebagai kajian utama.

Adapun hasil temuan yang berhasil digali promovendus diantaranya, pertama yaitu adanya integrasi terhadap konsep manusia dalam psikologi Islam dan psikologi Transpersonal. Integrasi yang dimaksud meliputi beberapa aspek berikut berikut, (1). lingkup kajian yakni menelaah manusia pada tiga dimensi somatic (raga), psikis (kejiwaan), dan neotik (spiritual), (2) tema sentral kajian teoritik, Psikologi Islam memahami manusia sebagai makhluk luhur yang didalamnya menyimpan beragam potensi, bukan hanya potensi jasmaniah, tetapi juga potensi spiritual (fitrah), yang dalam literatur psikologi transpersonal disebut highest potential. Potensi spritual (fitrah – highest potential) inilah yang menjadikan manusia memiliki kemampuan untuk mengelola dan mendayagunakan makna-makna, nilai-nilai dan kualitas-kualitas kehidupan spiritual, memiliki hasrat untuk hidup bermakna dan memotivasi manusia untuk menemukan makna dan kebahagiaan hidup, dan (3) kesadaran spiritual (transedental), Psikologi Islam dan Psikologi transpersonal mengakui bahwa manusia memiliki kesadaran spiritual dalam bentuk pengalaman puncak atau peak experience dan self-transenndental.

Temuan kedua menjelaskan bahwa manusia spiritual adalah manusia yang memiliki pemahaman dan kesadaran akan subtansi, esensi, eksistensi dan orientasi hidup sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual-religius, yang berparadigma spiritualistic dan memiliki ketersambungan (connectedness) dengan sang Pencipta. Manusia spiritual adalah citra individu yang cerdas sosial, emosional dan spiritual. Manusia salih individual dan sosial, serta memiliki kepekaan emosional dan kedalaman spiritual. Ia adalah individu yang memiliki pemahaman yang holistik dan integralistik akan jati dirinya, yang mampu menampilkan citra sebagai Abdullah sekaligus Khalifatullah di muka bumi dengan amanah dan bertanggungjawab.

Temuan ketiga sekaligus temuan terkahir membahas pendidikan yang sangat dibutuhkan saat ini adalah pendidikan yang dapat mengintegrasikan pendidikan karakter (moral) dengan Pendidikan yang dapat mengoptimalkan perkembangan seluruh dimensi anak didik (kognitif, fisik, sosial-emosi, kreativitas, dan spiritual). Pendidikan yang berorientasi pada pembentukan anak sebagai manusia utuh yang memiliki kesadaran dan pemahaman akan subtansi, esensi, eksistensi dan orientasi hidup sebagai makhluk bio-psiko-spiritual yang unik dan multidimensional. Sebuah desain Pendidikan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, yang diharapkan dapat menjadi win-win solution terhadap krisis moral dan spiritual (crisis moral-spiritual), yakni pendidikan karakter berbasis spiritual. Sebuah format Pendidikan karakter yang dibangun di atas kesatuan (integrasi) antara pendidikan qalbiyah, aqliyah, dan naqliyah yang bertumpu pada pandangan bahwa manusia adalah makhluk holistik (bio-psiko-spiritual-religius) yang unik dan multidimensi.

Sidang Promosi Doktor pada hari ini berlansgung dengan baik, tertib, dan lancar. Akhirnya promovendus Sri Haryanto berhasil lulus dengan predikat “sangat memuaskan”. Adapun susunan Dewan Penguji yang bertugas yakni Ir. Sri Atmaja P. Rosyidi, M.Sc.Eng., Ph.D. sebagai Ketua Sidang, Dr. Aris Fauzan, M.A. sebagai Sekretaris Sidang, Prof. Dr. Muhammad Chirzin, M.Ag. sebagai Promotor, Dr. Akif Khilmiyah sebagai Co-Promotor, serta Prof. Dr. Muhammad Azhar, M.Ag., Dr. Khoiruddin Bashori, M.Si., Dr. Mahli Zainuddin, M.Si., dan Dr. Abd. Madjid, M.Ag. sebagai Tim Penguji Utama. Bersamaan dengan selesainya siding promosi ini Promovendus Sri Haryanto telah resmi menjadi Doktor bidang Psikologi Pendidikan Islam, sekaligus menjadi doktor ke-105 yang telah dihasilkan PPI UMY. (swtzl)